Inilah berita gembira untuk Sahabat Mitra Siaga di Tegal! Kini, Anda dapat mendaftar antrean online melalui aplikasi Mobile JKN BPJS Kesehatan untuk mendapatkan layanan kesehatan di RS Mitra Siaga. Transformasi digital ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan akses pelayanan kesehatan. Apa itu Mobile JKN BPJS Kesehatan?Mobile JKN BPJS Kesehatan adalah aplikasi yang memudahkan Anda dalam mengakses pelayanan kesehatan dari mana saja dan kapan saja. Hanya dengan koneksi internet, Anda bisa menikmati berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh aplikasi ini. Langkah-langkah Daftar Antrean Online di RS Mitra Siaga Tegal:1. Unduh Aplikasi Mobile JKN:&nbsp;&nbsp;- Pastikan Anda sudah memiliki aplikasi Mobile JKN. Jika belum, unduh di <a href="https://play.google.com/store/apps/details?id=app.bpjs.mobile&amp;hl=en_US&amp;pli=1" rel="noopener noreferrer" target="_blank">[sini</a>] 2. Persiapkan Surat Rencana Kontrol:&nbsp;&nbsp;- Sebelum mendaftar antrean online, pastikan Anda memiliki Surat Rencana Kontrol BPJS Kesehatan. Surat ini bisa Anda dapatkan dari administrasi BPJS Kesehatan di rumah sakit setelah berkonsultasi dengan dokter Poliklinik. 3. Daftar Antrean Online:&nbsp;&nbsp;- Buka aplikasi Mobile JKN, masuk dengan menggunakan email atau nomor kartu BPJS Kesehatan beserta password.&nbsp;&nbsp;- Pilih menu 'Pendaftaran Pelayanan'.&nbsp;&nbsp;- Pilih faskes rujukan tingkat lanjut dan pilih rujukan jika terdapat lebih dari satu pilihan.&nbsp;&nbsp;- Tentukan tanggal rencana kunjungan Anda.&nbsp;&nbsp;- Pilih dokter yang akan Anda temui. Pastikan semua data yang Anda masukkan sudah benar.&nbsp;&nbsp;- Klik "Daftar Pelayanan" untuk mendapatkan nomor antrean.Apabila anda mengalami masalah saat aktivasi atau mendaftar, anda bisa datang ke pojok mobil jkn rs mitra siaga, disebelah mesin APM 4. Penting! Check-In Sebelum Layanan:&nbsp;&nbsp;- Jangan lupa melakukan "check-in" pada hari pelayanan, minimal satu jam sebelum jam layanan dimulai, dan berada dalam radius 1-kilometer dari tempat kunjungan. Manfaat Menggunakan Fitur Antrean Online di RS Mitra Siaga:1. Kemudahan Mendaftar dan Mengubah Data Peserta:&nbsp;&nbsp;- Daftar sebagai peserta BPJS Kesehatan atau ubah data peserta tanpa harus datang ke kantor BPJS Kesehatan. 2. Informasi Data Peserta dan Keluarga:&nbsp;&nbsp;- Akses cepat informasi tentang data peserta dan keluarga langsung dari ponsel Anda. 3. Informasi Tagihan dan Pembayaran Iuran:&nbsp;&nbsp;- Pantau status tagihan dan pembayaran iuran BPJS Kesehatan kapan saja. 4. Pelayanan di Faskes Tanpa Antrean Panjang:&nbsp;&nbsp;- Dapatkan nomor antrean tanpa harus datang terlalu awal ke fasilitas kesehatan. 5. Pengaduan dan Permintaan Informasi:&nbsp;&nbsp;- Sampaikan pengaduan atau minta informasi dengan mudah melalui aplikasi Mobile JKN. Dengan fitur antrean online Mobile JKN BPJS Kesehatan di RS Mitra Siaga Tegal, dapatkan pelayanan kesehatan yang lebih cepat dan efisien. Mendaftar secara online membantu Anda menghemat waktu dan tenaga. Yuk, nikmati kemudahan ini sekarang juga!

 DAFTAR ANTREAN ONLINE VIA MOBILE JKN BPJS KESEHATAN DI RS MITRA SIAGA TEGAL

Booking Poliklinik Melalui Whatsapp

Layanan Danterna Obat

Reservasi Rawat Jalan

Instalasi Gawat Darurat

Danterna Obat

Call Center

admedika

BPJS Kesehatan

INHEALTH

BPJS Ketenagakerjaan

PRUDENTIAL

ESWL

</alert>APA ITU ENDOSCOPY ?
&nbsp;
Endoskopi adalah&nbsp;prosedur&nbsp;untuk melihat kondisi organ tubuh tertentu.&nbsp;Endoskopi dapat digunakan&nbsp;untuk&nbsp;mendiagnosis penyakit dan&nbsp;untuk menunjang&nbsp;beberapa tindakan medis, seperti&nbsp;operasi&nbsp;dan pengambilan sampel jaringan&nbsp;untuk&nbsp;biopsi.
Endoskopi dilakukan dengan endoskop, yaitu alat berbentuk selang kecil dan lentur yang dilengkapi dengan kamera pada bagian ujungnya. Kamera tersebut akan disambungkan ke monitor untuk memproyeksikan gambar yang ditangkap.
Endoskop dapat dimasukkan ke dalam tubuh melalui mulut, hidung,&nbsp;anus, vagina, atau irisan kulit (insisi) yang dibuat khusus untuk beberapa jenis endoskopi, seperti laparoskopi atau artroskopi.
<h3>&nbsp;</h3>
<h3>Jenis Endoskopi</h3>
Berdasarkan organ tubuh yang diamati, endoskopi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
<ul>
<li>Anoskopi, untuk mengamati kondisi anus dan rektum</li>
<li>Artroskopi, untuk mengamati kondisi sendi</li>
<li>Bronkoskopi, untuk mengamati kondisi bronkus atau saluran pernapasan yang menuju paru-paru</li>
<li>kolonoskopi, untuk mengamati kondisi usus besar</li>
<li>Enteroskopi, untuk mengamati kondisi usus halus</li>
<li>Kolposkopi, untuk mengamati kondisi vagina dan leher rahim (serviks)</li>
<li>Esofagoskopi, untuk mengamati kondisi kerongkongan</li>
<li>Gastroskopi, untuk mengamati kondisi lambung dan usus 12 jari (duodenum)</li>
<li>Neuroendoskopi, untuk mengamati kondisi di area otak</li>
<li>Histeroskopi, untuk mengamati kondisi rahim (uterus)</li>
<li>Laparoskopi, untuk mengamati kondisi organ dalam rongga perut atau panggul</li>
<li>Laringoskopi, untuk mengamati kondisi pita suara dan laring</li>
<li>Mediastinoskopi, untuk mengamati kondisi organ tubuh dalam rongga dada</li>
<li>Sistoskopi, untuk mengamati kondisi saluran kencing (uretra) dan kandung kemih</li>
<li>Ureteroskopi, untuk mengamati kondisi ureter, yaitu saluran urine dari ginjal menuju kandung kemih</li>
<li>Sigmoidoskopi, untuk mengamati kondisi kolon sigmoid, yaitu bagian akhir usus besar yang terhubung dengan rektum</li>
</ul>
&nbsp;
<h3>Indikasi Endoskopi</h3>
Umumnya, dokter akan melakukan endoskopi dengan tujuan untuk:
<ul>
<li>Mencari tahu penyebab dari gejala yang dialami pasien, misalnya muntah darah atau keguguran yang terjadi secara berulang</li>
<li>Membantu dokter untuk melihat kondisi organ ketika melakukan operasi, seperti membuang batu empedu atau mengangkat miom di rahim</li>
<li>Membantu pengambilan sampel jaringan untuk kemudian diteliti di laboratorium (biopsi)</li>
</ul>
Berikut ini adalah beberapa gejala yang mungkin membutuhkan endoskopi untuk menunjang diagnosis:
<ul>
<li>Keluhan saluran pencernaan, seperti BAB atau&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/muntah-darah" target="_blank" rel="noopener">muntah darah</a>, diare atau muntah terus-menerus, nyeri perut, berat badan menurun,&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/disfagia" target="_blank" rel="noopener">disfagia</a>, serta rasa panas di ulu hati</li>
<li><a href="https://www.alodokter.com/batuk-darah" target="_blank" rel="noopener">Batuk berdarah</a>&nbsp;atau batuk kronis</li>
<li>Keluhan saluran kemih, seperti&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/hematuria" target="_blank" rel="noopener">buang air kecil berdarah</a>&nbsp;atau mengompol</li>
<li><a href="https://www.alodokter.com/keguguran" target="_blank" rel="noopener">Keguguran</a>&nbsp;berulang atau perdarahan dari vagina</li>
</ul>
Sementara, beberapa tindakan medis yang dapat dilakukan dengan bantuan endoskopi adalah:
<ul>
<li>Memperbaiki kerusakan pada sendi</li>
<li>Membuang&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/batu-empedu" target="_blank" rel="noopener">batu empedu</a></li>
<li>Memasang&nbsp;stent&nbsp;pada saluran empedu atau pankreas yang menyempit</li>
<li>Menghancurkan batu saluran kemih dan memasang&nbsp;stent&nbsp;pada ureter</li>
<li>Mengangkat usus buntu yang mengalami peradangan pada penderita&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/penyakit-usus-buntu" target="_blank" rel="noopener">penyakit usus buntu</a></li>
<li>Mengangkat miom di rahim</li>
<li>Menyumbat perdarahan pada penderita tukak lambung</li>
</ul>
&nbsp;
<h3>Peringatan Endoskopi</h3>
Lakukan beberapa hal di bawah ini sebelum menjalani endoskopi:
<ul>
<li>Beri tahu dokter jika sedang menggunakan suplemen, produk herbal, atau obat-obatan. Penggunaan suplemen atau obat tertentu dikhawatirkan dapat mengganggu kelancaran prosedur atau meningkatkan risiko terjadinya komplikasi.</li>
<li>Beri tahu dokter jika menderita suatu penyakit, terutama jika memiliki riwayat serangan jantung,&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/peritonitis" target="_blank" rel="noopener">peritonitis</a>, atau iskemia.</li>
</ul>
&nbsp;
<h3>Sebelum&nbsp;Endoskopi</h3>
Persiapan endoskopi dapat berbeda-beda, tergantung pada jenis endoskopi yang akan dijalani. Meski demikian, ada beberapa hal umum yang harus dipersiapkan sebelum menjalani endoskopi, yaitu:
&nbsp;
<h4>Memastikan kondisi usus bersih</h4>
Beberapa jenis endoskopi memerlukan pasien untuk mengosongkan usus dari feses (tinja), agar gambar organ yang dihasilkan endoskop dapat terlihat jelas.
Untuk itu, dokter mungkin akan meminta pasien untuk berpuasa setidaknya 6&ndash;8 jam sebelum menjalani endoskopi dan mengonsumsi&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/obat-pencahar" target="_blank" rel="noopener">obat pencahar</a>&nbsp;sehari sebelum prosedur tersebut dilakukan.
&nbsp;
<h4>Memastikan ada yang mengantar</h4>
Beberapa jenis endoskopi di bagian tubuh atas, seperti bronkoskopi, memerlukan penggunaan&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/hal-hal-yang-perlu-kamu-ketahui-tentang-bius-total" target="_blank" rel="noopener">obat bius umum</a>. Oleh karena itu, pasien harus memastikan ada keluarga atau teman yang bisa menjemput dan mengantar pulang usai menjalani endoskopi.
&nbsp;
<h3>Prosedur Endoskopi</h3>
Sebelum endoskopi dilakukan, pasien akan diberikan obat bius. Obat bius yang diberikan dapat berupa bius lokal atau bius umum, tergantung jenis&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/cari-rumah-sakit/gastroenterologi/endoskopi" target="_blank" rel="noopener">endoskopi</a>&nbsp;yang akan dijalani.
Obat bius lokal dapat diberikan dalam bentuk semprotan untuk membuat daerah yang akan dilakukan tindakan menjadi mati rasa. Jika diperlukan, dokter akan memberikan&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/waspada-penggunaan-obat-penenang-untuk-mengatasi-susah-tidur" target="_blank" rel="noopener">obat penenang</a>&nbsp;(sedatif) untuk membantu pasien rileks selama menjalani prosedur ini.
Selanjutnya, dokter akan melakukan tindakan endoskopi dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
<ul>
<li>Dokter akan meminta pasien untuk berbaring dan memosisikan diri tergantung pada jenis endoskopi yang akan dijalani.</li>
<li>Dokter akan mulai memasukkan endoskop secara perlahan melalui rongga tubuh atau melalui sayatan yang dibuat khusus pada kulit.</li>
<li>Kamera yang terpasang di endoskop akan mengirim gambar ke layar monitor, sehingga dokter dapat melihat kondisi organ tubuh yang diperiksa.</li>
<li>Jika diperlukan, dokter dapat memasukkan alat khusus melalui endoskop untuk mengambil sampel jaringan dari organ tubuh yang diperiksa untuk kemudian diteliti lebih lanjut di laboratorium. Prosedur ini disebut&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/cari-tahu-penyebab-ketidaknormalan-tubuh-dengan-biopsi" target="_blank" rel="noopener">biopsi</a>.</li>
<li>Jika pasien menjalani endoskopi yang memerlukan sayatan, dokter akan menjahit sayatan tersebut usai endoskopi dan menutupnya dengan perban steril untuk mencegah infeksi. Dokter juga akan memberikan arahan kepada pasien mengenai cara menjaga lukanya tetap bersih dan steril.</li>
</ul>
Prosedur endoskopi umumnya hanya berlangsung selama 15&ndash;30 menit, tapi bisa juga lebih lama, tergantung jenis endoskopi yang dilakukan.
&nbsp;
<h3>Setelah Endoskopi</h3>
Setelah endoskopi selesai, dokter akan meminta pasien untuk beristirahat selama beberapa jam hingga efek sedatif dan anestesi menghilang. Setelah efek obat bius hilang, pasien diperbolehkan untuk pulang, tetapi harus diantar oleh keluarga atau teman.
Beberapa jenis endoskopi mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman setelahnya. Bila alat endoskopi dimasukkan melalui kerongkongan untuk memeriksa saluran cerna bagian atas, pasien akan dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang lembut selama kerongkongannya masih nyeri.
Bila darah pada urine masih muncul setelah 24 jam usai menjalani sistoskopi atau ureteroskopi, sebaiknya segera hubungi dokter. Jika dilakukan tindakan biopsi, pasien juga perlu kembali menemui dokter untuk mengetahui hasilnya.
&nbsp;
<h3>Komplikasi&nbsp;Endoskopi</h3>
Secara umum, endoskopi merupakan prosedur yang aman. Namun, pada kasus yang jarang terjadi, endoskopi dapat menyebabkan sejumlah komplikasi berikut:
<ul>
<li>Perdarahan</li>
<li>Infeksi</li>
<li>Robeknya organ</li>
<li>Demam</li>
<li>Nyeri terus-menerus pada daerah tindakan</li>
<li>Pembengkakan dan kemerahan pada daerah&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/luka-sayatan-ditangani-sendiri-atau-harus-oleh-dokter" target="_blank" rel="noopener">kulit yang disayat</a></li>
</ul>
&nbsp;
sumber: https://www.alodokter.com/endoskopi-ini-yang-harus-anda-ketahui
&nbsp;

Endoscopy

APA ITU ESWL ?
&nbsp;
ESWL (extracorporeal shock wave lithotripsy) adalah prosedur untuk mengatasi penyakit batu ginjal dengan menggunakan gelombang kejut. Melalui ESWL, batu ginjal dapat dibuang tanpa melalui tindakan pembedahan (noninvasif).
ESWL menggunakan alat yang dapat memancarkan gelombang kejut. Gelombang kejut ini dikonsentrasikan di sekitar&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/Mengenal-Lebih-Dekat-Anatomi-Ginjal" target="_blank" rel="noopener">ginjal</a>&nbsp;untuk menghancurkan batu ginjal menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil, sehingga dapat dikeluarkan bersama urine.
ESWL efektif dalam menghancurkan batu ginjal yang berdiameter kurang dari 2 cm. Jika batu ginjal berdiameter lebih dari 2 cm, pasien akan disarankan untuk menjalani prosedur lain.
&nbsp;
<h3>Indikasi ESWL</h3>
Seperti yang telah disebutkan di atas, prosedur ESWL digunakan untuk mengobati penyakit&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/batu-ginjal" target="_blank" rel="noopener">batu ginjal</a>. Batu ginjal terbentuk dari senyawa mineral yang menumpuk di ginjal dalam jangka panjang. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang batu ginjal, yaitu:
<ul>
<li>Memiliki berat badan berlebih atau obesitas</li>
<li>Memiliki riwayat batu ginjal pada keluarga</li>
<li>Mengalami dehidrasi akibat jarang minum air putih</li>
<li>Mengonsumsi makanan dengan kadar protein, garam, dan gula secara berlebihan</li>
<li>Memiliki gangguan penyerapan air dan kalsium yang dapat disebabkan oleh penyakit&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/radang-usus" target="_blank" rel="noopener">radang usus</a>, diare kronis, dan riwayat operasi lambung</li>
<li>Menderita&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/hiperparatiroidisme" target="_blank" rel="noopener">hiperparatiroidisme</a>&nbsp;atau infeksi saluran kemih berulang</li>
</ul>
&nbsp;
<h3>Peringatan ESWL</h3>
Sebelum menjalani prosedur ESWL, ada beberapa hal yang harus diketahui, yaitu:
<ul>
<li>ESWL tidak disarankan pada ibu hamil, penderita&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/infeksi-saluran-kemih" target="_blank" rel="noopener">infeksi saluran kemih</a>, kelainan bentuk ginjal, kanker ginjal,&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/aneurisma-aorta" target="_blank" rel="noopener">aneurisma aorta</a>&nbsp;perut, gangguan pembekuan darah, dan hipertensi yang tidak terkontrol.</li>
<li>ESWL tidak efektif pada pasien yang menderita obesitas.</li>
<li>ESWL juga tidak efektif untuk mengatasi batu ginjal yang berukuran lebih besar dari 2 cm.</li>
<li>ESWL tidak dianjurkan pada pasien yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah, seperti aspirin atau&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/warfarin" target="_blank" rel="noopener">warfarin</a>.</li>
<li>ESWL tidak direkomendasikan pada pasien yang menggunakan alat pacu jantung, karena dapat merusak implan yang ditanam di dalam organ.</li>
</ul>
&nbsp;
<h3>Sebelum ESWL</h3>
Sebelum menjalani ESWL, pasien disarankan untuk berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter. Pada sesi konsultasi, dokter akan bertanya tentang riwayat penyakit pasien dan hasil&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/batu-ginjal/diagnosis" target="_blank" rel="noopener">pemeriksaan batu ginjal</a>&nbsp;sebelumnya. Oleh karena itu, pasien harus membawa hasil pemindaian yang telah dilakukan, baik itu foto Rontgen, CT scan, maupun MRI.
Dokter juga akan bertanya tentang obat-obatan, suplemen, dan produk herbal yang sedang dikonsumsi. Jika pasien sedang mengonsumsi obat pengencer darah, dokter akan menyarankan pasien untuk menghentikan konsumsi obat tersebut seminggu sebelum menjalani ESWL.
Sekitar 2&ndash;3 jam sebelum pemeriksaan ESWL, dokter akan memeriksa sampel urine pasien untuk memastikan bahwa pasien tidak menderita infeksi saluran kemih. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan pasien menderita infeksi saluran kemih, dokter akan menunda ESWL sampai pasien sembuh.
&nbsp;
<h3>Prosedur ESWL</h3>
Sebelum prosedur ESWL dilakukan, dokter akan meminta pasien mengganti baju dengan jubah medis. Dokter juga akan memberikan obat pereda nyeri dan obat penenang. Setelah itu, prosedur ESWL akan dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti berikut:
<ul>
<li>Dokter akan meminta pasien berbaring di atas ranjang, kemudian bantal berisi air akan diletakkan di bagian belakang ginjal yang terdapat batu. Pasien akan diposisikan sedemikian rupa, agar gelombang kejut tepat mengenai batu ginjal.</li>
<li>Dokter dapat memberikan bius lokal, regional, ataupun total agar pasien tidak merasakan sakit selama prosedur ESWL berlangsung. Setelah bius bekerja, dokter akan menentukan lokasi batu ginjal dengan menggunakan USG atau foto Rontgen.</li>
<li>Setelah lokasi batu ginjal dipastikan, mesin ESWL akan mengirimkan 1.000&ndash;2.000 gelombang kejut. Tujuannya adalah untuk memecah batu ginjal menjadi pecahan yang lebih kecil, sehingga dapat dikeluarkan bersama urine.</li>
<li>Pada beberapa kasus, dokter akan melakukan teknik&nbsp;stenting, yaitu memasukkan selang khusus (DJ stent) dari lubang kencing sampai ke ginjal sebelum ESWL dimulai. Teknik ini digunakan bila pasien mengalami nyeri hebat karena penyumbatan batu di saluran urine (ureter) dan adanya risiko terkena infeksi saluran kemih.</li>
</ul>
Keseluruhan prosedur&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/cari-rumah-sakit/urologi/eswl" target="_blank" rel="noopener">ESWL</a>&nbsp;umumnya berlangsung selama 45&ndash;60 menit.
&nbsp;
<h3>Setelah Prosedur ESWL</h3>
Pasien biasanya akan diminta untuk beristirahat selama 2 jam di ruang pemulihan sebelum pulang. Namun, pada kondisi tertentu, dokter akan menyarankan pasien menginap di rumah sakit sampai kondisinya benar-benar pulih.
Pasien yang diperbolehkan pulang ke rumah dianjurkan untuk beristirahat selama 1&ndash;2 hari dan memperbanyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, buang air kecil akan lebih sering, sehingga membantu pembuangan pecahan batu ginjal melalui urine.
&nbsp;
<h3>Komplikasi ESWL</h3>
ESWL merupakan prosedur yang aman. Akan tetapi, pada beberapa kasus, ESWL bisa menyebabkan komplikasi berupa:
<ul>
<li>Memar dan rasa tidak nyaman di daerah tempat dilakukan ESWL</li>
<li>Perdarahan di ginjal yang membutuhkan transfusi darah</li>
<li>Gangguan fungsi ginjal</li>
<li>Nyeri saat buang air kecil</li>
<li><a href="https://www.alodokter.com/Apa-Saja-Kondisi-Penyebab-Kencing-Darah" target="_blank" rel="noopener">Urine mengandung darah</a></li>
<li>Pecahan batu ginjal tertinggal, sehingga harus menjalani ESWL ulang</li>
</ul>
&nbsp;
sumber: https://www.alodokter.com/ketahui-apa-itu-eswl

Apa Itu Terapi Oksigen Hiperbarik
&nbsp;
Terapi oksigen hiperbarik adalah salah satu metode pengobatan yang dilakukan dengan cara memberikan oksigen murni di dalam ruangan khusus bertekanan udara tinggi, untuk dihirup pasien. Terapi oksigen hiperbarik dilakukan di ruangan khusus yang dapat meningkatkan tekanan udara hingga tiga kali tekanan atmosfer normal. Peningkatan tekanan udara di dalam ruangan hiperbarik ini menyebabkan paru-paru pasien menyerap oksigen lebih banyak dari biasanya, sehingga dapat membantu penyembuhan berbagai penyakit. &nbsp;
&nbsp;
Prinsip dari terapi oksigen hiperbarik adalah membantu tubuh untuk memperbaiki jaringan yang rusak dengan meningkatkan aliran oksigen ke jaringan tubuh. Terapi oksigen hiperbarik akan menyebabkan darah menyerap oksigen lebih banyak akibat peningkatan tekanan oksigen di dalam paru-paru yang dimanipulasi oleh ruangan hiperbarik. Dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi dari normal, tubuh akan terpicu untuk memperbaiki jaringan yang rusak lebih cepat dari biasanya. Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani terapi oksigen hiperbarik selama beberapa kali, tergantung indikasinya.
&nbsp;
<h3>Indikasi Terapi Oksigen Hiperbarik</h3>
Terapi oksigen hiperbarik dapat direkomendasikan pada pasien yang mengalami kondisi atau penyakit seperti:
<ul>
<li>Penyakit dekompresi.&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/penyakit-dekompresi" target="_blank" rel="noopener">Penyakit dekompresi</a>&nbsp;merupakan kondisi yang terjadi pada saat aliran darah di dalam tubuh terhambat, dikarenakan perubahan tekanan udara. Perubahan tekanan ini dapat terjadi akibat penerbangan, menyelam, atau hal lain yang mengakibatkan terjadinya perubahan tekanan udara secara drastis. Perubahan tekanan udara di luar tubuh yang tiba-tiba dapat menyebabkan timbulnya gelembung udara di dalam pembuluh darah atau&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/emboli">emboli</a>&nbsp;Terapi oksigen hiperbarik dapat mengecilkan gelembung di dalam pembuluh darah akibat perubahan tekanan.</li>
<li>Keracunan karbon monoksida.&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/keracunan-karbon-monoksida">Keracunan karbon monoksida</a>&nbsp;dapat terjadi ketika seseorang mengirup gas karbon monoksida yang menyebabkan penyerapan oksigen oleh darah terganggu. Terapi oksigen hiperbarik dapat mengatasi kondisi ini dengan cara menghilangkan karbon monoksida dari dalam darah dengan pemberian oksigen murni bertekanan tinggi.</li>
<li>Penyembuhan luka yang sulit pulih.&nbsp;Pada kondisi normal, luka dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi pada kondisi tertentu, luka sulit untuk sembuh dan menutup kembali, misalnya luka kronis pada penderita diabetes atau&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/ulkus-dekubitus">ulkus dekubitus</a>. Kondisi-kondisi tersebut mengurangi suplai oksigen ke jaringan di sekitar luka, sementara jaringan yang berperan menutup luka seringkali membutuhkan banyak oksigen. Terapi oksigen hiperbarik dapat membantu menyembuhkan luka-luka tersebut dengan cara menyediakan oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi, sehingga kebutuhan oksigen di jaringan luka dapat terpenuhi.</li>
<li>Pemulihan cangkok kulit.&nbsp;Cangkok kulit pada pasien yang tidak memiliki gangguan peredaran darah dapat menyatu dengan baik. Akan tetapi, jika pasien yang menerima cangkok kulit menderita gangguan peredaran darah seperti pada diabetes, penyatuan cangkok kulit dengan kulit pasien dapat mengalami masalah. Terapi oksigen hiperbarik dapat membantu penyatuan cangkok kulit pada pasien penderita gangguan peredaran darah, dengan menjaga suplai oksigen ke daerah yang mendapatkan cangkok kulit, sehingga pemulihan dapat berlangsung dengan baik.</li>
<li>Infeksi jaringan lunak yang mengalami nekrosis (kematian jaringan).&nbsp;Infeksi jaringan lunak umumnya disebabkan oleh bakteri. Terapi oksigen hiperbarik dapat membantu penyembuhan infeksi jaringan lunak dengan mempercepat kematian bakteri, terutama bakteri anaerobik yang hidup pada kondisi rendah oksigen, melalui pemberian suplai oksigen berlebih ke jaringan yang mengalami infeksi. Oksigen berlebih di dalam darah juga dapat membantu jaringan untuk beregenerasi dan mempercepat penyembuhan luka.</li>
</ul>
Selain kondisi di atas, terapi oksigen hiperbarik juga digunakan pada keadaan cedera remuk serta&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/sindrom-kompartemen">sindrom kompartemen</a>, emboli udara, cedera organ akibat radiasi,&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/osteomielitis">osteomielitis</a>&nbsp;berulang, luka bakar, anemia, penyumbatan pembuluh darah mata, dan tuli mendadak. Diskusikan dengan doker mengenai manfaat menggunakan terapi oksigen hiperbarik untuk kondisi yang dialami, serta risiko yang dapat timbul.
&nbsp;
<h3>Peringatan Terapi Oksigen Hiperbarik</h3>
Tidak semua pasien dapat menjalani terapi oksigen hiperbarik. Beberapa kondisi dapat menyebabkan seseorang tidak bisa menjalani terapi oksigen sama sekali karena dikhawatirkan akan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Keadaan yang menyebabkan seseorang sama sekali tidak dapat menjalani terapi oksigen hiperbarik adalah&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/pneumothorax">pneumothorax</a>. Pasien yang sedang menggunakan obat-obatan tertentu, seperti&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/cisplatin">cisplatin</a>, bleomycin,&nbsp;<a href="https://www.alodokter.com/disulfiram" target="_blank" rel="noopener">disulfiram</a>, dan doxorubicin, juga tidak dapat menjalani terapi oksigen hiperbarik.
Selain itu, terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan pasien yang ingin menjalani terapi oksigen hiperbarik harus mendapatkan perlakuan atau pengawasan khusus, antara lain:
<ul>
<li>Fobia akan ruangan tertutup (klaustrofbia).</li>
<li>Asma.</li>
<li>Demam.</li>
<li><a href="https://www.alodokter.com/penyakit-paru-obstruktif-kronis">Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)</a>.</li>
<li>Kelainan sel darah merah.</li>
<li>Gangguan pada tuba Eustachius, yaitu saluran yang menghubungkan telinga dengan hidung.</li>
<li>Infeksi saluran pernapasan bagian atas.</li>
<li>Kejang.</li>
</ul>
Belum diketahui efek terapi oksigen hiperbarik terhadap kehamilan, namun diperkenankan untuk dilakukan pada keadaan gawat darurat, misalnya keracunan karbon monoksida.
&nbsp;
<h3>Persiapan Terapi Oksigen Hiperbarik</h3>
Sebelum menjalani terapi oksigen hiperbarik, pasien terlebih dahulu akan diminta untuk berhenti menggunakan kosmetik atau produk perawatan pribadi dengan bahan yang mudah terbakar. Produk-produk tersebut umumnya menggunakan bahan hidrokarbon sebagai komposisi utama, yang berisiko terbakar akibat bereaksi dengan oksigen. Selain itu, untuk menghindari terjadinya risiko kebakaran, petugas akan meminta pasien untuk tidak membawa benda-benda yang dapat memicu kebakaran, seperti pemantik api atau baterai.
&nbsp;
<h3>Prosedur Terapi Oksigen Hiperbarik</h3>
<a href="https://www.alodokter.com/cari-rumah-sakit/tht-kl/terapi-oksigen-hiperbarik">Terapi oksigen hiperbarik</a>&nbsp;dilakukan di tabung atau ruang hiperbarik. Terdapat dua jenis ruang hiperbarik, yaitu&nbsp;monoplace hyperbaric chamber&nbsp;dan&nbsp;multiple hyperbaric chamber.&nbsp;Monoplace hyperbaric chamber&nbsp;hanya dapat menampung satu orang untuk sekali waktu terapi, sedangkan&nbsp;multiple hyperbaric chamber&nbsp;dapat menampung lebih dari satu orang. Beberapa&nbsp;multiple hyperbaric chamber&nbsp;bahkan dapat menampung hingga 20 orang. Penggunaan dan pemeliharaan ruang hiperbarik harus dijaga dengan sangat ketat.
Terapi oksigen hiperbarik dilakukan tanpa perlu menjalani rawat inap. Pasien pertama kali akan diminta untuk berganti pakaian dengan pakaian khusus rumah sakit. Setelah itu, pasien atau beberapa orang pasien akan masuk ke ruang hiperbarik. Pasien kemudian akan diposisikan senyaman mungkin selama terapi, umumnya dalam posisi duduk santai.
Setelah dipastikan bahwa tidak ada benda atau bahan mudah terbakar di ruang hiperbarik, petugas akan meninggalkan pasien di ruangan hiperbarik dan mulai menaikkan tekanan udara ruang hiperbarik secara perlahan hingga mencapai tekanan yang diperlukan. Selama prosedur terapi hiperbarik, pasien akan merasakan adanya penekanan pada gendang telinga akibat peningkatan tekanan udara di ruang hiperbarik. Untuk meredakan rasa tertekan pada gendang telinga, pasien dapat menguap atau menelan ludah sehingga dapat membantu menyamakan tekanan udara di bagian dalam telinga.
Terapi umumnya berlangsung selama dua jam, dan selama itu petugas akan memantau kondisi pasien melalui alat monitor khusus. Jika sudah selesai, petugas akan menurunkan tekanan ruang hiperbarik menjadi normal kembali. Setelah itu, pasien akan diminta beristirahat terlebih dahulu sebelum melanjutkan aktivitasnya seperti biasa. Pasien akan menjalani terapi oksigen hiperbarik ini selama beberapa kali sesuai dengan anjuran dokter.
&nbsp;
<h3>Setelah Terapi Oksigen Hiperbarik</h3>
Pasien dapat merasa letih dan lesu atau lapar, usia menjalani sesi terapi oksigen hiperbarik. Setelah beristirahat beberapa saat, rasa letih lesu ini akan hilang dengan sendirinya dan pasien dapat melanjutkan aktivitasnya kembali.
Perlu diingat bahwa sebagian besar kondisi yang dapat diobati melalui terapi oksigen hiperbarik memerlukan beberapa kali terapi agar hasilnya lebih maksimal. Jumlah ulangan terapi ini berbeda-beda untuk masing-masing kondisi atau penyakit. Keracunan karbon monoksida hanya memerlukan 3 kali terapi, sementara kondisi atau penyakit lainnya mungkin memerlukan lebih banyak jumlah terapi, bahkan ada yang hingga 40 kali terapi.
Terapi oksigen hiperbarik akan dikombinasikan dengan metode pengobatan lainnya untuk memperoleh hasil maksimal. Dokter akan merencanakan kombinasi terapi oksigen hiperbarik dengan obat-obatan atau metode lain, agar kesembuhan pasien dapat dicapai secara maksimal.
&nbsp;
<h3>Risiko Terapi Oksigen Hiperbarik.</h3>
<a href="https://www.alodokter.com/terapi-hiperbarik-ketahui-semua-manfaat-dan-efek-sampingnya-di-sini" target="_blank" rel="noopener">Terapi oksigen hiperbarik&nbsp;</a>adalah metode yang cukup aman dan sangat jarang menimbulkan efek samping atau komplikasi. Namun bukan berarti terapi oksigen hiperbarik tidak dapat memunculkan efek samping tertentu. Beberapa efek samping yang dapat muncul akibat terapi oksigen hiperbarik, meskipun sangat jarang terjadi, adalah:
<ul>
<li>Merasa tidak nyaman atau nyeri selama prosedur terapi oksigen hiperbarik.</li>
<li>Rabun jauh sementara setelah menjalani terapi oksigen hiperbarik.</li>
<li>Kejang akibat penumpukan oksigen di otak.</li>
<li>Cedera pada telinga.</li>
<li>Cedera pada paru-paru.</li>
<li>Kebakaran atau ledakan di ruang hiperbarik, terutama jika pasien menggunakan atau membawa bahan-bahan atau produk mudah terbakar.</li>
</ul>
&nbsp;
sumber: https://www.alodokter.com/ketahui-apa-itu-terapi-oksigen-hiperbarik

Halaman Beranda

Reservasi Rawat Jalan

Instalasi Gawat Darurat

Danterna Obat

Call Center

Layanan Unggulan

ENDOSCOPY

ESWL

HBOT

Media & Informasi

DAFTAR ANTREAN ONLINE VIA MOBILE JKN BPJS KESEHATAN DI RS MITRA SIAGA TEGAL

Ulasan Pasien Kami

Informasi

Emergency Call

Fax

Email